harapan yang belum tercapai di tahun 2018 [ Day 24 BPN 30 Day challange 2018]
Ya ampun, Udah mau akhir tahun guys, tapi masih ada
keinginan yang belum tercapai. Rasanya kok tahun ini cepat sekali berlalu ya. Padahal
masih ada target yang belum tercapai. Sedih.
Hidup harus punya harapan biar semakin semangat, biar ada tujuan yang
akan dicapai. Kalau semalam themanya tentang penyesalan-penyesalan dalam hidup,
hari ini membahas tentang sebuauh mimpi yang belum tercapai. Gak apa-apa belum
tercapai, kan masih ada hari esok dan esoknya lagi, masih harapan.
Awal tahun lalu aku ada membuat resolusi, hanya 2 topik sih resolusinya yaitu tentang
pekerjaan dan keturunan.
Ya, sebenarnya ini udah di tulis di challenge Day 17
(disini) , di tulisan itu aku ada bahas tentang resolusiku tahun 2019 dan
menyentil sedikit tentang harapan yang belum tercapai tahun ini.
PEKERJAAN
Mimpi menjadi seorang Freelance
nyambi ibu rumah tangga
Gila. Mimpi apa ini hahaha. Tapi aku ingin sekali
suamiku punya pekerjaan yang tetap dan aku juga bisa focus jadi freelancer
writer, ya aku udah bilang sama suamiku, aku suka dan aku ingin mempelajari
lebih lagi dunia menulis, aku ingin menjadi blogger.
Ok dah nemu ya mimpiku apa. Freelancer dan blogger.
Mimpi apa ini hahhaa.
Aku sudah menemukan mimpiku itu, namun aku belum
meraihnya. A jelaslah, aku masuk ke dunia blogger aja baru tahun ini kok, masak
mau langsung professional, instant bener.
Tapi kabar gembiranya aku sudah
berani resign dan sudah memulai untuk serius menulis di tahun ini. Yay. (tepuk tangan dong LOL)
yang belum tercapai adalah menjadi professional dibidangnya.
Ok itu yang pertama.
Selanjutnya..
Aku juga punya mimpi punya onlineshop yang produknya
di produksi sendiri. aku punya mimpi untuk evevos.id, kabar gembiranya aku
sudah berhasil mengirim anting handmade buatanku ke lebih dari 10 provinsi di
Indonesia. Tapi aku masih punya mimpi lagi, akum au evevos.id bisa mengirim
lebih dari 20 paket per harinya. Ini belum. Ya tahun depan harus lebih semangat
lagi.
Aku ingin bekerja full time dari rumah, mengerjakan
hobbiku ini, crafting dan blogging. Namun tahun ini belum maksimal. Tahun depan
harus lebih maksimal lagi.
Tapi entar dulu, aku resign bukan karena ingin focus ke
crafting dan blogging ya, itu 2 hal yang berbeda, emang sih kesannya jadi
berkesinambungan. Bukan. Bukan. Resign karena alasan yang berbeda. Kenapa aku
bilang gitu? karena sebelum resign aku udah mulai usaha crafting dan udah mulai
ngeblog juga. Mengenai alsan kenapa berani resign, ntar-ntar aku bagikan
(lagi)..
Tadi mengenai pekerjaan udah..
Sekarang mengenai KETURUNAN
Tisu mana tisu..
Agak baper nih kalau bahas yang ini, seriusan.
Jujur ini adalah mimpi besarku tahun 2018, dan sampai
akhir desember ini belum ada tanda-tanda dia akan datang. Jujur aku struggling
untuk move on dari baper tentang ini. Karena menantikannya gak semudah yang
orang lain pikirkan.
Ada yang nanya “emang kamu udah sepengen itu ya?, kan
masih muda?”.
Aku gak tahu sih, tapi perasaaan ingin itu datang
begitu aja, datangnya sangat amat teramat besar sekali. Dan ketika apa yang kita
inginkan ternyata sulit untuk didapatkan, disitulah susah move on-nya, apalagi
kita tinggal masih di Indonesia, dimana urusan pribadi bisa jadi urusan umum,
yang akan selalu dipertanyakan. Jadi stoplah nanya-nanya. Apalagi ntar lagi mau
acara natal tahun baru, pasti banyak ketemu keluarga, harus siap-siap mental
nih. Harus makan banyak nih biar ada kekuatan ekstrak speak up ke mereka.
Aku berharap bisa hamil sebelum usia pernikahan kami 2
tahun, dan tahun depan 7 januari 2019 yang gak sampe sebulan lagi adalah hari pernikahan kami yang kedua
tahun. Dan aku belum hamil.
Hah sudahlah.
Tahun depan harus lebih berjuang lagi. Masih ada
harapan. Pasangan lain yang lebih lama menantikan aja masih kuat kok, mereka
aja bisa, kenapa aku dan suamiku enggak. Pasti bisalah. Semuanya terjadi pasti
karena ada sebabnya, jadi aku belum hamil juga pasti ada sebabnya, dan yang
tahu scenario itu hanya Sang Pencipta, siapa aku harus menebak-nebak jalan
pikirannya. Yang jelas jalan pikiran-Nya akan membuat aku terkejut dan
terheran-heran. Dia tahu yang terbaiki buatku.
Hidup ini emang penuh perjuangan, harus semangat. Setiap
hari adalah perjuangan. Jangan menyerah, harus tetap berharap, bermimpi. Tentunya
jangan lelah berdoa dan berusaha.
Aku sedang belajar untuk menerima dengan ikhlas segala
mimpi yang belum tercapai dengan lebih banyak menghitung berkat yang telah ku
terima.