Selasa, 26 Maret 2019

Hari Minggu yang lalu kami pertemuan kelompok PA Pasangan Suami Istri ( Pasutri). Topik pembahasan kami adalah tentang Rancangan Allah Diperbaiki, dalam hal ini kami membahas ke pernikahan. Hal ini cukup menarik bagiku ditengah banyaknya pernikahan yang rusak.


Aku teringat, dulu aku adalah orang yang pesimis dengan pernikahan. Bagaimana tidak, disekelilingku banyak pernikahan yang hancur. Memang hanya beberapa yang berujung perceraian, namun banyak yang hambar, artinya dipertahankan hanya karena terpaksa, demi anak-anak, atau demi nama baik. Artinya sebenarnya tidak ada gairah lagi dalam pernikahan.

Selain itu, yang aku tahu kalau menikah, perempuan harus melayani suami. Perempuan harus bisa masak, kalau tidak dipecat jadi istri, nanti dipulangkan mertua. Atau perempuan harus jago dalam tiga hal , kasur, dapur, sumur, kalau enggak nanti ga disayang suami.

Kemudian, yang aku tahu pernikahan itu tidak indah. Kenapa? Karena aku sering mendengar istilah "Halah waktu pacaran sayang-sayangan, udah nikah mah mana ada lagi". "Halah karena masih pacaran ajanya itu diperhatikan begitu, ntar juga kalau udah nikah pergi pulang sendiri".
Menurutku ada ketimpangan disini. Aku tak pernah setuju dengan itu. Karena seharusnya yang terjadi adalah menikah dan pacaran harusnya sama-sama memberikan kasih sayang dan perhatian tentunya dalam porsinya masing-masing, dan seharusnya porsi di masa Pernikahan harus lebih dibandingkan masa pacaran.

Nah kembali ke topik PA kami tentang Rancangan Allah diperbaiki. Saat itu kami membahas Galatia 5:13-26 yang adalah tentang keinginan daging dan buah Roh. Tapi saat ini aku enggak lagi bahas pendalaman Alkitabnya, aku mau bahas tentang salah satu topik yang kami bahas, terkait dengan pemikiran-pemikiranku diatas.

Jadi ada satu pertanyaan yang membuat kami harus menjawab dengan memikirkan siapa pasangan suami istri yang menginspirasi kami. Saat itu Kakak dan abang yang lain menceritakan bahwa mereka pernah hidup berdampingan dan menyaksikan bahwa ada Pernikahan Kristen yang nyata.

Kira-kira begini, ada pasangan suami istri yang hidup dengan penuh cinta dan kasih, suami menghormati istri, dan istri tunduk kepada suami. Suami membuat istrinya seperti ratu, begitupun istrinya membuat suami seperti raja. Ada kata saling. Saling menghormati dan menyayangi.
Suaminya membuatkan istri susu setiap pagi tanpa merasa dianggap sebagai pembantu, begitupun Istri melayani suami tanpa merasa dianggap sebagai pembantu.
Mereka sadar bahwa keduanya harus saling melayani. Oia, tak lupa untuk tidak canggung memberikan pelukan dan ciuman kepada istri dan suami. Ooh sungguh ini sangat jarang kita temukan di Suku Batak (jarang bukan berarti ga ada ya). Biasanya setelah menikah akan sangat canggung memberikan perhatian sentuhan hangat seperti ciuman dan pelukan. Dan mendengarkan kisah-kisah ini aku semakin yakin bahwa ada banyak Pernikahan yang indah.

Berpoto dengan salah 1 pasangan yang menginspirasi Bang Ruli dan Kak Maria
Lalu bagaimana dengan kami?

Seperti yang kuceritakan diatas, aku pernah pesimis dengan pernikahan, jadi sebelum menikah aku sudah menceritakan kegelisahanku ini dengan calon suamiku yang adalah suamiku sekarang. Aku menceritakan pernikahan seperti apa yang ingin ku bangun, apa visi dari pernikahan kami dan kebiasaan-kebiasaan seperti apa yang harus dibiasakan. Itu semua kami bahas sebelum menikah dan selama menjalani pernikahan.

Kebiasaan-kebiasaan kecil yang selalu kamu lakukan adalah mencium dan memeluk hangat minimal di pagi hari dan di malam hari. Pelukan dan ciuman tak melulu soal seks ya, pelukan dan ciuman adalah lambang kasih sayang. Ada the power of touch. Hal ini yang sangat tabu di lingkunganku.

Selanjutnya kami juga membiasakan saling membantu dalam urusan pekerjaan rumah. Memasak adalah tugasku, namun kalau aku membutuhkan bantuan ketika memasak, suamiku akan menolong, dan ketika aku sedang tidak bisa memasak karena sakit atau karena sedang ada pekerjaan maka suamiku yang akan memasak. Itu berlaku untuk semua pekerjaan. Maka jangan heran kalau melihat suamiku menyapu rumah. Hal ini sering dianggap tabu di lingkunganku, biasanya laki-laki harus dilayani bak raja. Apakah kalau saling membantu artinya suami dibawah ketiak istri? Tidak, itu adalah kesepakatan, dan itu adalah bentuk saling melayani.

Selanjutnya, kami juga membiasakan mengatakan "I Love You", "Aku cinta sama kamu", dan kata-kata penunjuk kasih sayang yang lainnya. Aku pikir ini adalah hal kecil yang sering terabaikan.

Hal ini adalah hal-hal kecil penunjuk kasih sayang, ada banyak hal yang lainnya yang bisa kita lakukan dengan pasangan. Kalau keduanya bahagia kenapa tidak.

Lalu, apakah dengan begini, pasangan tidak pernah punya masalah dan bertengkar? Tentu punyalah. Dari kisah yang diceritakan Kaka dan Abang diatas juga mereka punya masalah dan pergumulan, namun mereka punya cara untuk membuat itu tidak menjadi bahan untuk saling mencaci maki.

Lalu kami bagaimana?
Tentunya kami juga punya banyak pergumulan sama seperti yang lain, selama masih hidup masalah hidup akan selalu ada bukan?. Ku akui tahun pertama pernikahan adalah tahun terberat seperti pernah juga aku tulis dalam postingan yang lain. Kami pernah bertengkar hebat. Namun semakin kesini semua membaik memang, tapi apakah tidak ada pertengkaran lagi? Masih ada. Itu masih menjadi PR bagiku dan suamiku.

Aku dengan tempramen yang lebih meledak-ledak ini masih harus terus belajar menguasai perkataan saat ada masalah.

Saat PA itu kami juga membahas cara untuk mengatasi ketegangan dalam keluarga ( PR bagi kami) yaitu dengan cara rendah hati dan jangan merasa paling benar, harus siap di evaluasi, namun ingat pilih waktu yang tepat dan kalimat yang tepat untuk mengevaluasi pasangan, karena waktu yang tidak tepat mengevaluasi akan menjadi boomerang juga, lalu selalulah merasa bahwa kita yang membutuhkan pasangan kita.
Nah semuanya itu akan mudah dilakukan ketika kita memiliki persekutuan yang dekat dengan Tuhan, mau dipimpin oleh Roh Kudus, hidup dalam buah roh dan menjauhi keinginan daging.

Hal ini masih peer untuk kami. Namun kita pasti bisa menjadi keluarga Kristen yang menjadi berkat dan teladan bagi banyak orang. Dan tentunyakita harus memiliki cara pandang yang optimis, positif dan menyegarkan tentang pernikahan kristen. Karena sebenarnya Allah merancang pernikahan yang yang indah.

Semoga Tuhan terus menolong kita memperbaiki pernikahan kita dan bagi yang belum menikah semoga dipertemukan dengan jodoh yang sepadan agar dapat membangun keluarga Kristen yang indah.

God loves you

Cerita Vera Oktavia . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates