Jumat, 14 Desember 2018

si vera kecil

Tentang masa kecil. kalau mau cerita tentang masa kecil aku agak mellow gitu. bisa dibilang masa kecilku kurang bahagia, tak seperti anak-anak lain pada umumnya. Aku adalah saksi dari perjuangan orangtuaku dalam merintis pernikahan mereka, seperti anak sulung pada umumnya. ya, Aku adalah anak pertama dari 4 bersaudara.
Aku dan ketiga adikku
Orangtuaku bukanlah orang kaya, aku sudah sering mengatakan ini. Bukan karena terlalu bangga jadi orang miskin (yaelah masak miskin bangga), tapi lenih ke aku bangga bisa melewati itu dengan baik. jadi kalau aku bisa kamu yang punya kisah sama denganku juga pasti bisa.  Kami dibesarkan dan disekolahkan dengan keringat orangtua yang berletih di kaki lima pasar. Tahu kan teras-teras ruko yang di pasar? ya mamak dan bapak berjualan di teras ruko orang, jualan ikan asin. Aku tak malu. Sampai saat ini, mereka masih berjualan ikan teri dan ikan asin, hanya saja sudah tidak di teras ruko orang. sejak tahun 2014 mereka menyewa kios kecil di pasar. Itu sebuah kemajuan menurutku. kini mamak dan bapak gak kenak hujan lagi kalau hujan dan gak berpanas-panasan lagi kalau cuaca tak bersahabat.
mamak dan bapak
Di tulisan ini aku mau berbagi tentang hal-hal di masa kecil yang tak akan aku lupakan.

1. Aku adalah korban Bullying.
Tahu gak kenapa aku selalu speak up ke siswa soal bully? karena aku adalah korban bully, aku merasakan sendiri kalau di bully itu sangat menyakitkan. membuaku rendah diri dan tertekan. di SD aku dibully karena orangtuaku miskin. Orangtuaku penjual ikan asin. pernah suatu ketika aku tak tahandi bully, aku ngadu ke orangtua dengan menangis. keesokan harinya orangtuaku memberi pelajaran (tidak untuk ditiru sih) dengan cara, datang ke sekolah, menemui wali kelas yang sedang di mengajar di kelas kami (dulu waktu aku SD orangtua bisa masuk ke kelas untuk membayar administrasi, FYI, aku sekolah negeri). dengan sombong campur emosi mamak mengeluarkan uang penjualan yang dibuat di plastiki hitam (kebiasan mamak nyimpan uang) di depan kelas di depan teman-teman sekelas yang suka membullyku. Walaupun itu tidak untuk ditiru, namun sejak saat itu teman-temanku gak berani lagi ngejek aku miskin. kan nulis ini jadi mau nangis. Aku juga heran sih sekarang, kenapa waktu SD kami udah ngerti konsep kaya dan miskin.
Bukan hanya SD, SMP aku juga pernah di bully, malah lebih ke pelecehan seksual menurutku. 
Jadi dulu badanku gemuk, masa puberku luar biasa dalam perubahan badan. gemuk dan pendek, perutku buncit. terus masa itu aku juga kena cacar air, entah kenapa cacar airku banyak sekali di wajah, bisa bayangkan dong bopeng-bopeng bekas cacar berjejer di wajahku. bekasnya hitam-hitam bulat gitu. Jadi karena fisikku itu aku "dianggap" wajar untuk di bully, dan aku bukan hanya di bully oleh teman-temanku, aku juga di bully oleh guru matematika-ku. Dia bilang di depan kelas dihadapan teman-temanku kalau perutku yang buncit itu seperti orang yang sedang hamil 3 bulan. sontak teman-temanku menertawakanku, dan bisa ditebak sejak saat itu muncul julukan baru "si tiga bulan". kalau kalian teman sekelasku waktu SMP, kalian pasti tahu ini. Tahu tidak , masa kelas 3 SMP itu adalah salah satu masa paling tertekan dihidupku. Sejujurnya saat itu aku benci untuk pergi ke sekolah.
Tapi tenang, semua sudah ku maafkan kok, Aku sudah berdamai dengan itu semuanya,dengan keadaan, dan aku sudah menerima diriku.  Dan sekarang aku sering Speak up tentang bullying. ya ku rasa itu adalah langkah konkret untuk mengurangi korban bullying. melecehkan dan menjatuhkan harga diri seseorang bukanlah tindakan yang lucu, jadi jangan lakukan bullyn hanya untuk canda-candaan. Itu tak lucu sama sekali.

2. Tinggal di rumah kecil yang penuh ikan teri dan ikan asin.
Bisa bayangkan gak tidur disatu ruangan yang sama dengan tumpukan ikan asin dan ikan teri? ya masa kecilku aku tinggal di rumah kecil yang tak punya gudang atau ruangan khusus untuk menyimpan ikan asin. jadi mau gak mau satu ruangan dengan ikan asin. Namun buktinya semuanya terlewati. Itu menjadi saksi perjuangan mamak dan bapak. Mereka luar biasa,

3. Mainan legend yang jarang dijumpai di zaman sekarang.
Dulu mah bekum ada gadget. Adanya mainan tradisional. Kalau kamu generasi 90-an sama denganku, pasti tahu doong mainan legend yang tak akan terlupa ini. 
Dulu kebanyakan permainanan, mainnya harus beramai-ramai. misalnya petak umpet, main lompat tali, main masak-masakan pake lilin sebagai kompor, tutup kaleng sebagai kuali, diam-diam nyuri minyak jelantah mamak di dapur untuk minyak masak-masakan, membentuk tanah di wadah-wadah dan mengkhayalkan itu sebagai kue, memotong daun-daun dan mengkhayalkan itu sebagai mie dan sayur, menggiling batu bata dan mengkhayalkan itu sebagai bumbu pecal wkwkwk. kalau kamu ingat, ada juga permainan kuaci, itu lho yang mainnya lompat di tanah dan dengkulmu akan jadi korban wkwkwk. Semua mainan itu tak akan terlupa.

Namanya bongkar pasang
Kelereng/guli
Balon tipis, ditiup dengan sedotan kuning kecil 

Petak umpet/aleb cendong
Lompat tali
Ini namanya kuaci

Beneran deh, nulis ini buat aku jadi mewek dan senyum-senyum rindu masa kecil. Masa kecilku memang tak seberuntung teman-temanku yang lain (mungkin), aku diajarkan untuk hidup dengan kesederhanaan. Aku diajarkan untuk mandiri, dan memimpin adek-adekku. aku diajarkan untuk cepat paham bahwa hidup itu penuh dengan perjuangan. Namun aku bahagia saat ini bahwa aku pernah melewati masa itu, dan aku bisa hidup dengan lebih baik hingga saat ini. 

Cerita Vera Oktavia . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates